Selasa, 29 Desember 2015

Bahaya Lilin Dalam Kulit Apel


apel yang diberi lilin bertujuan agar tampilan tetap fresh dan tahan lama 

Apel merupakan salah satu buah yang paling diminati oleh banyak orang. Kandungan serat dan vitaminnya yang tinggi, dipercaya dapat melancarkan pencernaan dan berguna untuk orang-orang yang sedang menjalankan program diet.  Selain bisa langsung dinikmati, apel juga bisa disajikan dalam berbagai kreasi makanan dan minuman, seperti, jus apel, pie apel, setup apel, dan olahan menarik lainnya.

Apel impor menjadi primadona di pasar-pasar di Indonesia.  Tampilannya menarik dan lebih banyak diminati konsumen.  Apel-apel cantik ini dilapisi lilin agar lebih tahan lama. Bukan lilinnya yang membahayakan kesehatan, namun ketidak tahuan masyarakat akan fungsi lilin tersebut yang kemudian membahayakan. Menurut Food and Drug Administration (FDA) Amerika, lapisan lilin yang banyak dipakai pada buah-buahan berasal dari bahan alami (non petroleum-based) dan aman dipakai untuk semua jenis makanan.

Hal itu juga diamini oleh Agustina, mahasiswa jurusan Gizi Masyarakat IPB. “Kalau lilinnya sebenarnya tidak berbahaya karena menggunakan lilin foodgrade jadi aman untuk pangan. Yang berbahaya justru jika ada pestisida atau kotoran yang menempel pada apel dan tertutup oleh lilin” tutur agustina.

Lilin pelapis ini menahan pestisida yang telah menempel pada permukaan apel. Masyarakat yang tidak tahu dan tidak memperhatikan kebersihan biasanya langsung menyantap saja apel yang terlihat segar tersebut. Padahal untuk mengetahui apakah apel tersebut mengandung lilin atau tidak, caranya sangat mudah. Hanya dengan mengerok menggunakan pisau tajam pada bagian permukaan apel. Jika kulitnya mengeluarkan serpihan lilin maka apel tersebut benar mengandung lilin sebagai pengawet agar tahan dalam jangka waktu yang sangat lama.
Perjalanan impor yang memakan waktu lama memaksa produsen mengawetkan apel-apel tersebut dengan lilin agar tidak cepat busuk. Di samping itu, fungsi lain dari lilin ini adalah agar buah tetap terlindungi selama masa penyimpanan, penjualan, memperbaiki penampilan dan meningkatkan selera, menjaga kelembaban buah, mencegah tumbuhnya jamur serta menjaga buah tersebut dari benturan fisik.
Dari segi ekonomi, jelas menguntungkan bagi penjual. Buah yang diawetkan dengan lilin tentu lebih tahan lama selama masa penjualan, sehingga penjual tidak perlu khawatir apel akan rusak dan cepat busuk. Hal lain yang juga penting adalah penjual tidak perlu terlalu sering memesan apel impor kepada produsen sehingga bisa menekan biaya transport pengiriman apel-apel tersebut.

Dari tiga lapak penjual buah-buahan di Yogyakarta yang kami datangi, ketiganya menjual apel mengandung lilin. Merek yang dijajakan pun sama. Setelah dikerok menggunakan pisau cutter ternyata muncul lapisan-lapisan lilindari permukaanya.
Dimasyarakat sosial sendiri, masih banyak orang tidak tahu bahaya yang ditimbulkan dari apel yang mengandung lilin. Masyarakat cenderung sering mengkonsumsi apel secara langsung tanpa dicuci terlebih dahulu. Orang-orang Indonesia pada umumnya memiliki sifat acuh tak acuh terhadap kualitas makanan yang dikonsumsinya.
Kebanyakan diantara masyarakat ini tidak mengetahui adanya lilin yang terkandung di kulit apel. Disamping itu, ada juga beberapa yang memperhatikan  hal tersebut, salah satunya adalah Ibu Agatha yang mengetahui bahwa fungsi lilin tersebut adalah sebagai pengawet, dan mempunyai cara sendiri untuk mengakalinya. “Saya tahu kalau ada apel yang mengandung lilin, jadi supaya aman, kalau mau makan, kulitnya saya kupas saja,” ujarnya.
Sebenarnya kulit apel memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. Seperti contoh, untuk mengurangi dan membakar lemak pemicu obesitas, kadar gula darah (pemicu penyakit Diabetes), kolesterol, dan trigliserida dalam tubuh manusia. Solusi terbaik dalam mengkonsumsi apel adalah dengan mencucinya sampai bersih agar kandungan lilin dan pestisidanya hilang sehingga kita tidak perlu mengupas kulitnya yang bermanfaat bagi tubuh.

Lilin pelapis apel memang tidak berbahaya, namun ketidakpedulian masyarakat akan hal ini dapat menimbulkan bahaya kesehatan apabila tidak diperhatikan cara membersihkannya. Sebenarnya yang berbahaya pada apel tersebut adalah kandungan pestisidanya.
Jika terlapisi lilin, dikhawatirkan pestisida yang menempel pada apel bisa ikut termakan jika tidak dicuci. Zat pestisida inilah yang membahayakan kesehatan dan menimbulkan berbagai penyakit. Kanker, Leukimia, Tumor, dapat menyerang konsumen jika mengkonsumsi apel tanpa dicuci dalam jangka panjang.
Untuk menghindari penyakit-penyakit mahal tersebut, kita sebaiknya memulainya dengan kebiasaan yang paling mudah terlebih dahulu, seperti dengan mencuci buah dan sayur yang akan dikonsumsi dengan air mengalir.


SUMBER

https://foodtarian.wordpress.com/2013/12/31/waspada-kandungan-zat-berbahahaya-dibalik-apel-segar/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar